Apakah kamu bipolar?

Banyak banget yang sering mudah sedih terus bahagia terus nangis dalam beberapa saat dan merasa dirinya bipolar. Mengklaim dirinya bipolar itu bukan sesuatu yang patut dibanggakan ya, apalagi asal klaim tanpa tau dasar. Jangan yaa!

Nah, disini aku bakal bahas sedikit tentang bipolar. Jadi gais, kalau menurut definisi bipolar merupakan gangguan mental, dimana mood seseorang mudah berubah. Maksudnya gimana tuh? Gini nih, misalnya kamu udah dua minggu ini merasa kayak bersemangat banget, eh tapi setelah itu tiba-tiba kamu sedih, ga bergairah dalam beraktivitas. Males aja gitu. Tanda kecil kayak gitu bisa menjadi salah satu ciri bahwa kamu bipolar. Eh tapi, ga cuma itu doang ya buat seseorang didefinisikan sebagai bipolar. Lalu tanda apa aja??

Seseorang dengan bipolar biasanya menunjukan 2 kutub emosi yang berbeda. Bisa senang/bersemangat ke sedih dan bisa juga bersemangat_biasa aja_bersemangat lagi. Istilah bersemangat disini itu manik ya gais. Manik itu suatu keadaan dimana seseorang menjadi lebih bersemangat, aktivitas meningkat, namun meskipun kayak gitu, kadang seseorang dengan manik sulit untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan tuntas. Ya mirip-mirip depresi deh, cuma kalau depresi, bentukannya bukan senang ya, melainkan murung. 

Untuk tanda dan gejala depresi dan manik, kalian bisa baca di postingan aku yang lain ya. 
Tapi ketika seseorang mengalami manik pada bipolar, biasanya terjadi dalam kurun waktu sekurang-kurangnya 10 hari. 

Terus sebenarnya apa sih etiologi atau hal yang bikin seseorang jadi bipolar? nah untuk hal ini sebenarnya peneliti juga belum tahu pasti penyebabnya apa. Tapi diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktornya itu dari faktor biopsikososial. Biologi, psikologis dan sosial. 

Bedanya apa?

Nah, kalau untuk biologi, biasanya letak masalahnya ada dalam tubuhnya sendiri. Bisa karena ketidak seimbangan neurotransmitter atau bisa karena genetik yang memang diturunkan dari keluarga. Jadi ini tuh bisa menjelaskan, ketika ada masalah A. Beberapa orang mungkin akan biasa saja, tapi sebagian orang bisa rentan terkena bipolar karena memang ada bawaan faktor biologis. Kasarnya sih gitu 

Kalau psikososial, ini lebih ke faktor eksternal yang memicu. Bisa karena terjadi abuse atau bisa terjadi mental stress.

Orang dengan bipolar itu sebenarnya berada di titik bahaya dan gak bahaya. Kenapa? karena seseorang bipolar, itu pasti ada stresor yang bisa membuat dia menjadi bipolar itu sendiri. Nah respon dari stresor tersebut berbeda-beda. Ada yang malah tampakannya bahagia, tapi ada juga yang diam tak bergeming gitu. Nah, seorang bipolar dikatakan bahaya kalau udah ada yang namanya ide untuk bunuh diri. Ini udah tahap orangnya harus segera dirawat atau dibawa ke psikiater untuk diberikan banyak terapi. 

Terapinya banyak, tapi disini aku sebutin 2 aja ya. Yang pertama ada terapi psikoedukasi. Nah terapi ini tuh biasanya diberikan untuk pasien dan keluarga. Tujuannya apa? Ko keluarganya ikut-ikut mesti diterapi sih? kan mereka sehat?

Iyap, bener banget. Karena mereka sehatlah, perlu untuk diberitahukan dan dijelaskan kepada kelaurga betapa pentingnya peran keluarga untuk menjaga kestabilan emosi pasien. Terus ada juga yang namanya terapi suportif. Ini biasanya akan ada beberapa sesi, tujuannya agar pasien paham masalah yang pasien hadapi dan outputnya agar bisa memecahkan sendiri masalahnya dengan baik. 

Kenapa sih seseorang dengan bipolar itu harus segera dibawa ke psikiater?

Jawabanya adalah, ketika seseorang sudah mengalami bipolar, tentu kita biasanya kebingungan dengan sikapnya yang tiba-tiba berubah. Saat emosinya menjadi depresi, pasien cenderung diam dan murung. Akan sulit ditanya juga apa yang ia rasakan, disinilah perlu tenaga ahli. Kalau lagi periang? gampang dong dikasih taunya? Ya memang gampang, tapi cenderung orang yang bergembira dengan istilah manik ini dia kurang aware sama keadaanya dan cenderung di zona nyaman ini, mereka merasa sehat padahal tidak. Bahayanya apa? 

Bahaya bisa terjadi saat seseorang yang emosinya tadinya murung, ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Tapi dalam keadaan depresi, dia seperti tak ada tenaga yang akhirnya perbuatan tersebut tidak dilakukan. Tapi, ketika dia di fase manik, karena dia merasa memiliki energi yang tinggi. Dia bisa melakukan hal tersebut.

Nahh, makanya kalau kamu merasakan hal yang sama, cepetan cek ke dokter yaaa!

Comments