Bersyukur

 Setelah postingan terakhirku berisi tentang tips and trick, untuk postingan kali ini berisikan cara agar tetap bersyukur. Ide ini muncul setelah aku denger podcast spotify yang isinya demikian setelah beraktivitas panjang, bertemu dengan rekan kerja dan pasien-pasienku. 

Bertemu berbagai jenis karakter manusia merupakan hal yang jujur ga pernah aku bayangkan dulu. Bahkan pas ditanya cita-citaku mau jadi apa, aku jawab dokter karena hal tersebut merupakan hal basic orang ketika ditanya. Dokter ceunah. Deep inside aku ga mau-mau banget jadi dokter, dulu. Tapi, itulah.. berhati-hatilah dengan ucapan. hihhi

Setelah menjalani pendidikan yang cukup panjang, lika-liku kehidupan perkuliahan akhirnya aku ada di titik selesai pendidikan profesi kedokteran. Dulu saat aku kuliah, tujuanku cuma 2. LULUS dan KERJA. Kadang merasa cape dan lelah saat pendidikan tuh membuat aku benar-benar di titik draining. Dulu, main aja males, tapi kalau diinget-inget sekarang harusnya aku bersyukur .. karena apa? masih dikelilingi manusia-manusia super baik. 

Dulu aku selalu ngeluh, kapan sih selesainya pendidikan ini. Kapan sih ini, itu. Tapi ternyata selesai juga. Aku ternyata bisa lho guys dengan izin siapa? dengan izin Allah aku dibersamai dengan rekan-rekan hebat, doa keluarga yang penuh sehingga aku berhasil menyelesaikan semuanya. Alhamdulillah. 

Kemudian setelah selesai pendidikan, sampailah aku di tahap si pencari kerja. Semangat? tidak:) aku kira memilih pekerjaan itu menyenangkan ternyata tidak. Karena rasanya ini kayak hidup dan mati ya teman-teman. Rasanya kayak mau milih jodoh. Kalian tau ga? aku sampai istikharah karena ini. Karena benar-benar bingung dan ragu banget. Di titik ini aku jadi maju dan mundur hahaha mau ke a atau b ya. Berhubung ini kali pertama aku menghadapi posisi ini, jadi cukup serius dan membingungkan. 

Aku ga pernah ngira, ternyata menjalani ini tuh ga semudah itu. Padahal dulu, tujuan hidupku cuma ingin segera ketemu pasien. Ingin 'menyembuhkan'. Tapi............ternyata sulit untuk memilih ya. Karena ini pijakan pertama, jadi aku mesti bener-bener selektif jangan sampai salah langkah. TAPI SULIT.

Tringg...

Sampailah aku di titik menjadi karyawan, setelah perjalanan panjang aku memutuskan untuk stay di satu perusahaan. Nyaman iya, tapi rasanya ada yang kosong. Apa?? aku juga sempat bingung. Aku yang terbiasa diarahkan oleh sistem blok, dituntut untuk belajar abcde di semester sekian mendadak hilang arah setelah bekerja. Kok sekarang ga ada tuntutan apa-apa ya? mana ni targetnya kok ga ada? :)) 

Mengeluh? iya mengeluh. 

Hampir setiap hari aku ngeluh, sama diriku sendiri. Kenapa dulu aku ga bersyukur ya, aku masih diarahkan oleh sistem blok meskipun kondisinya stress juga karena harus ujian. Tapi ternyata, sama aja ya? sekarang stress juga tapi stressnya lain. Stress karena ga ada tuntutan apa-apa dan siapa-siapa. 

Nah, itu titik baliknya. Setelah aku kerja, aku jadi mikir. Kenapa ya dari dulu aku ngeluh terus, padahal setelah dirasa-rasa setiap fase kehidupan itu memang ga mudah, tapi fase selanjutnya kok rasanya selalu level-up. Kenapa ya kenapa ya.. 

Pikiranku berputar-putar disana. Ternyata jawabannya satu, kurang bersyukur. 

Rasa syukur itu biasanya bakal timbul setelah kita tau rasanya kehilangan. Sama seperti kondisiku, aku mengeluh saat masa SMA karena blablabla, eh ternyata setelah kuliah, rasa nyaman tinggal dengan keluarga, rasanya masih bisa nonton tv setiap hari sudah mulai pudar. Padahal yang dulu aku pikirkan, aku cape sekolah karena jaraknya cukup jauh. Padahal kalau dipikir lagi, itu ga seberapa dibanding perkuliahan yang mengharuskan pergi dari rumah, bahkan kadang nonton aja cuma bisa colong-colong karena tuntutan pendidikan. Sedih banget.

Menurutku ini fase yang cukup panjang dan perlu direminder berkala. Karena kalau udah ketemu masalah lagi, kadang suka lupa caranya bersyukur dan menikmati proses hidup yang mungkin cukup berat, untuk aku. 

Sekarang juga masih suka mengeluh, padahal banyak hal yang bisa aku syukuri. Sudah dapat pekerjaan, masih sehat alhamdulillah, masih bisa nulis, masih bisa bernapas tanpa halangan bahkan masih bisa bangun dari tidur kemarin merupakan anugerah dan rezeki yang gabisa tergantikan. 

Coba kalau ke rumah sakit, liat orang terbaring lemah, makan susah, bahkan napas dan bergerak aja susah. Luar biasa sih, bikin aku mikir banget. Kok bisa ya selama ini aku lupa sama nikmat-nikmat yang Allah kasih. Kok bisa ya aku ga bersyukur sudah dikasih tempat kerja yang termasuk nyaman, teman-teman suportif, rekan-rekan yang baik hati. KOK BISA?

Intinya kurangnya rasa syukur. Jadi cukup tanamkan rasa syukur atas kehidupan kamu yang sekarang. Mau level-up? sertai ikhtiar tapi jangan pernah mikir bahwa masalah akan musnah kalau kamu mencapai posisi tersebut. Karena masalah akan selalu ada. Kalau kata UAH, dunia memang tempatnya cape. 

Jadi, nikmati prosesnya dan tingkatkan rasa syukurnya. Jangan lupa sama tujuan akhir kita, apa coba? mendapatkan surgaNya. Semoga kita semua bisa bareng-bareng berubah menjadi lebih baik dan lebih bersyukur yaa..

Comments